Wednesday, September 7, 2016

Riding Activity #1 : Lebih Dari Sekedar Mesin Diantara Dua Roda


Tiga tahun sudah saya menetap di Kota Bandung. Selepas dari SMA, saya pindah untuk melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta di kota ini. Pada tahun pertama, saya nebeng di rumah salah satu saudara. Karena merasa kurang nyaman, akhirnya saya memutuskan untuk mengontrak sebuah rumah bersama beberapa rekan-rekan sejurusan. Kami berasal dari daerah yang berbeda-beda. Dari rumah inilah muncul beberapa cerita. Salah satunya soal hobi.

Bagi sebagian orang, motor bukan hanya digunakan sebagai sarana transportasi. Selalu terdapat kalangan enthusiast bagi kendaraan roda dua bermesin ini. Baik sebagai kolektor, modifikator maupun kalangan serius dunia balap. Tahun 2015 lalu, saya sendiri masih menganggap motor hanya sebagai alat transportasi. Sampai akhirnya saya diperkenalkan pada hobi yang satu ini oleh salah satu rekan saya.

Saat itu saya merasa ingin menganti kendaraan yang saya miliki. Sudah lewat 5 tahun saya miliki dari awal mendapatkan SIM C. Tidak ada masalah pada motor tersebut secara keseluruhan. Baik mesin maupun kelistrikan semuanya nyaman. Perawatan pun dilakukan secara berkala dan porting polish(*) juga telah dilakukan saat odometer menunjukkan 20.000km dengan tujuan untuk melancarkan aliran bahan bakar sembari melakukan service besar. Suspensi belakang juga sudah dilakukan penggantian. Namun, saya mulai merasa bosan dengan motor ini. Disamping itu, saya juga membutuhkan hobi baru.

Saat itu pilihan jatuh kepada dua kelas, yaitu sport bike dan naked bike. Pilihan terpaut pada kubikasi 150cc-225cc. Setelah mengumpulkan informasi dan rekomendasi dari rekan-rekan, akhirnya pilihan jatuh kepada sport bike buatan pabrikan sayap yang diluncurkan pada tahun 2014. Honda CBR150R.

Motor ini merupakan versi lokal dari keluarga CBR. Desainnya mengadaptasi saudara besarnya yang berkubikasi 1000cc. Dimensi yang dimilikinya pun terbilang cukup besar, mirip dengan CBR150R lansiran 2010. Kubikasi 150cc DOHC(**)  dengan transmisi 6 kecepatan. Rem dengan piston ganda. Suspensi depan menggunakan teleskopik dan belakang menggunakan pro-link.


 (Honda CBR150R 2014)

Saya cukup senang dengan motor ini. Awalnya saya pikir saya akan kerepotan dengan bobot yang lebih berat dan dimensi sebesar itu. Ternyata handling mudah. Mungkin karena wheelbase(***) yang pendek. Tenaga yang dikeluarkan juga sesuai dengan yang saya butuhkan.  Mulai tumbuh kecintaan pada roda dua ini.

Saat itu masih dalam masa liburan kuliah. Rekan-rekan mengajak untuk melakukan touring dari Bandung ke Pantai Ranca Buaya. "Sekalian jajal motor" katanya. Persiapan dilakukan dan motor pun dibawa dari Jakarta ke Bandung untuk kemudian berangkat esok hari.



 (Jakarta-Bandung siap jalan)

Kami rencanakan berangkat jam 6 pagi. Rute yang kami ambil adalah Dayeuhkolot-Ciwidey-Ranca Upas-Situ Patenggang-Pantai Jayanti-Pantai Ranca Buaya-Pangalengan-Dayeuhkolot. Perjalanan ditargetkan dalam satu hari. Kami tentukan juga beberapa checkpoint sebagai tempat wisata dan istirahat. Tadinya saya berniat membawa perlengkapan lebih banyak. Berdasarkan prakiraan cuaca, nampaknya tidak akan hujan. Jadi saya pilih jaket yang sedikit tahan air dan mengurangi barang bawaan. 

Tidak ada masalah yang berarti saat perjalanan pergi. Udara cerah namun tidak terlalu panas, beberapa daerah yang diperkirakan akan macet pun ternyata lancar. Checkpoint pertama, kami berhenti di Ranca Upas. Sambil beristirahat makan, dan melihat-lihat rusa yang ada disini. Perjalanan kemudian kami lanjutkan  ke checkpoint ke 2 yaitu Pantai Jayanti.


Berikutnya kami tiba di tujuan utama, yaitu Pantai Ranca Buaya. Masih sesuai jadwal ternyata, melihat jam menunjukkan pukul 11. Kami kemudian beristirahat, bermain di pantainya selama beberapa jam. Setelah itu kami memutuskan untuk langsung pulang. Melelahkan memang, namun semua terbayar dengan perjalanan dan pemandangan yang ada.

(Checkpoint ke 2, Pantai Jayanti)

Kami berniat turun ke pantai namun dicegah oleh salah satu warga. Katanya air sedang naik, jadi agak bahaya. Akhirnya kami hanya mengambil beberapa foto. Kami melanjutkan perjalanan setelah puas mengambil foto.


(Kalibre Hidration Bladder, ransel yang saya jadikan tailbag)



Berikutnya kami tiba di tujuan utama, yaitu Pantai Ranca Buaya. Masih sesuai jadwal ternyata, melihat jam menunjukkan pukul 11. Kami kemudian beristirahat, bermain di pantainya selama beberapa jam. Setelah itu kami memutuskan untuk langsung pulang. Melelahkan memang, namun semua terbayar dengan perjalanan dan pemandangan yang ada.

Dari perjalanan satu hari itu lah yang memunculkan banyak perjalanan yang saya alami sampai hari ini dan tentunya yang akan datang. Ada sesuatu yang menarik dan menyenangkan dari berkendara dengan motor. Saya rasa belum tentu hal ini didapat dengan naik kendaraan jenis lain atau dengan berjalan kaki. Bukan masalah dari A ke B. Tapi sesuatu ditengah-tengah A dan B ini ditambahkan dengan motor. Bagi saya, tiap kilometernya akan menjadi pengalaman berharga yang akan berubah menjadi pelajaran.



Nb
(*) proses yang dilakukan dengan menghaluskan dinding lubang bagian dalam intake dan exhaust pada ruang bakar dengan tujuan untuk meningkatkan tenaga
(**)Double-Over Head Camshaft
(***)
Jarak antara pusat roda depan dengan roda bagian belakang

No comments:

Post a Comment